Senin, 01 April 2013

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT PREDIKSI KEMUNGKINAN KEBANGKRUTAN DENGAN PENGGUNAAN Z SCORE PADA PT.SMART FREN TELECOM,Tbk

ABSTRAK

Vidyanti Harsa . 20209508
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT PREDIKSI KEMUNGKINAN KEBANGKRUTAN DENGAN PENGGUNAAN Z SCORE PADA PT.SMART FREN TELECOM,Tbk
PI . Jurusan Akuntansi , Fakultas Ekonomi , Universitas Gunadarma , 2012

Kata Kunci : Metode Z score , prediksi kemungkinan kebangkrutan , laporan keuangan

Penelitian ini dilakukan untuk memprediksi kemungkinan kebangkrutan pada industri telekomunikasi khususnya PT.SMART FREN TELECOM,Tbk dengan mengganalisis laporan keuangannya dari kurun waktu 2007 hingga 2011 . Metode yang digunakan adalah Z score dan hasil dari analisis ini adalah PT.SMART FREN TELECOM,Tbk pernah mengalami prediksi pailit dari tahun 2008 hingga 2011 tetapi ditahun 2007 justru keadaan perusahaan masih dalam kondisi sehat atau aman . Namun ditanggal 2011 keadaan perusahaan membaik dengan dilihat dari hasil penilaian Z score mulai membaik atau mendekati positif kembali . Dari hasil analisis ini diharapkan perusahaan mampu menangani adanya kemungkinan kebangkrutan agar kedepannya keadaan perusahaan membaik dan mampu bersaing dengan perusahaan telekomunikasi yang lainnya .

1992-2010

Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan di bab sebelumnya , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Setelah menganalisis rasio-rasio yang ada penulis juga menyimpulkan:
a) Rasio Working Capital to Asset (X1)
Dari grafik diatas terlihat jelas bahwa terjadi penurunan yang signifikan pada rasio working capital to total asset yang terlihat dari kurun waktu 2007 hingga 2010 , dan mulai meranjak naik dari 2010 menuju 2011 . Pada rasio ini terlihat bahwa perusahaan belum bisa menyeimbangkan antara kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan .
b) Rasio Retained earning to Total Asset (X2)
Dari grafik terlihat bahwa perkembangan pada rasio ini mengalami penurunan yang cukup tajam di tahun 2010 namun mengalami peningkatan pada perjalanan kurun waktu 2010 menuju 2011 . Hal ini dikarenakan laba ditahan perusahaan mengalami defisit sehingga tidak dapat menyeimbangkan jumlah aktiva .
c) Rasio EBIT to Total Asset (X3)
Dari grafik yang sudah penulis buat dapat dilihat bahwa perkembangan rasio ini mengalami kenaikan juga penurunan dari kurun waktu 2007 hingga 2011 , dimana pada tahun 2007 bernilai positif namun terjadi penurun ditahun 2008 , dan mengalami kenaikan kembali untuk 2009 lalu turun kembali ditahun 2010 bahkan penurunan ini melebihi penurunan ditahun 2008 hingga akhirnya ditanggal 2011 mengalami kenaikan kembali . Pada EBIT perusahaan mengalami defisit sehingga hal ini yang menyebabkan nilai rasio ini menurun karena EBIT sendiri tidak mampu menyeimbangi jumlah aktiva .
d) Rasio Book Value of Equity to Book Value of Liabilities (X4)
Pada grafik diatas terlihat bahwa untuk rasio ini mengalami penurunan namun tidak sampai jauh hingga menunjukkan nilai negatif seluruhnya , hanya ditahun 2010 yang memiliki nilai negatif namun penurunan sudah terlihat dari tahun 2007 .
Saran
Dari analisis yang penulis lakukan ada beberapa implikasi yang bisa dijadikan solusi jalan keluar untuk perusahaan maupun bagi peneliti selanjutnya antara lain :

1. Pada sisi perusahaan sendiri ada bagian-bagian khusus yang harus dibenahi . Dan karena penulis sadar bahwa untuk saat ini industri telekomunikasi memiliki persaingan yang sangat ketat maka saran penulis agar perusahan mampu menghasilkan laba yang baik adalah dengan menambah daya tarik agar masyarakat lebih memilih menggunakan provaider Smart Fren . karena laba ditahan yang penulis lihat saat menganalisis PT.Smart Fren Telecom,Tbk lebih cenderung mengalami defisit .

2. Untuk peneliti selanjutnya adalah agar bisa menganalisis lebih baik dari penulis yang mungkin bisa menggunakan beberapa sampel perusahaan agar bisa terlihat lebih jelas perkembangan perusahaan pada satu sektor  industri yang sama . Dan mungkin bisa menambahkan beberapa metode , yang jelas dan harus diperhatikan adalah penggunaan formula Z score harus dilihat berdasarkan jenis perusahannya karena Z score dibagi menjadi 2 kategori yaitu untuk perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufaktur .

Sumber : penulisan ini adalah penelitian yang saya lakukan untuk memperoleh sertifikat setara D3 dengan melakukan sidang PI .
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar